Ada suatu momen yang sangat menentukan dalam keberhasilan Chelsea menjuarai Premier League musim ini. Momen itu adalah kekalahan telak di kandang Arsenal, yang disusul perubahan formasi oleh Antonio Conte.
Chelsea baru saja mengunci gelar juara setelah mengalahkan West Bromwich Albion 1-0 di The Hawthorns, Sabtu (13/5/2017) dinihari WIB. Michy Batshuayi, yang selama ini jarang bermain, jadi pahlawan The Blues lewat gol semata wayangnya.
Kesuksesan Chelsea tak lepas dari tangan dingin sang manajer, Antonio Conte, dalam menangani tim. Kecerdikan Conte terlihat jelas ketika sebuah keputusan besar yang diambilnya terbukti jadi kunci sukses timnya pada musim ini.
Chelsea sempat melalui tren negatif pada bulan September 2016 lalu saat mereka ditahan Swansea 2-2, kemudian kalah 1-2 dari Liverpool di Stamford Bridge. Puncaknya adalah ketika mereka digebuk Arsenal 0-3 di Emirates Stadium.
Setelah kekalahan tersebut, Conte mengubah formasi Chelsea dari 4-1-4-1 menjadi 3-4-3. Dengan formasi tersebut, Chelsea menjadi sangat solid di lini belakang dan produktif di lini depan. Selain itu, formasi tersebut juga memaksimalkan peran Marcos Alonso sebagai wingback kiri dan Victor Moses di posisi wingback kanan.
Dalam perjalanan Chelsea menjadi juara, formasi 3-4-3 telah menghasilkan 25 kemenangan, dua hasil seri, dan hanya tiga kekalahan.
"Keputusan itu mengubah musim kami. Kami harus melakukan perubahan dan menemukan formasi yang cocok untuk tim kami. Di pikiran saya ada pilihan untuk memainkan 3-4-3 karena saya tahu punya pemain-pemain untuk melakukannya," kata Conte seusai kemenangan timnya atas West Brom.
Hal serupa diungkapkan oleh Eden Hazard. Menurut Hazard, kekalahan dari Arsenal di Emirates jadi pelecut semangat timnya untuk bangkit.
"Kami kalah dari Arsenal dan kemudian kami mendapatkan rentetan hasil yang luar biasa. Itulah ketika kami mengatakan bahwa kami bisa memenangi liga," kata Hazard di BBC.
sumber : Sport.detik.com
0 comments:
Post a Comment